Meski persiapan teknis baru mencapai sekitar 25 persen, semangat untuk menjadikan ajang budaya tahunan ini sebagai festival terbaik sepanjang sejarah justru semakin membara.
Sekretaris Daerah Kuansing, Fahdiansyah, mengakui bahwa waktu semakin mendesak, namun seluruh lini bekerja keras mengejar ketertinggalan.
“Upaya percepatan tengah kami kebut. Kendala memang ada, tetapi bukan alasan untuk berhenti. Festival ini adalah harga diri daerah,” tegasnya saat ditemui di Teluk Kuantan, Kamis (24/7/2025).
Festival Pacu Jalur tahun ini rencananya akan digelar di Tepian Narosa, ikon sungai di jantung Kota Teluk Kuantan, pada akhir Agustus 2025.
Tidak sekadar tradisi, edisi tahun ini akan naik kelas yaitu bakal dihadiri wisatawan mancanegara, musisi nasional, influencer digital, hingga duta besar negara sahabat.
“Kami ingin menjadikan Pacu Jalur 2025 sebagai momentum internasionalisasi budaya lokal,” ujar Fahdiansyah.
“Terutama bagi para penari jalur – mereka bukan hanya mendayung, tapi juga membawa martabat daerah.”
Tak hanya infrastruktur dan teknis lomba yang dipersiapkan. Pemerintah juga tengah memfokuskan perhatian pada kesiapan pelaku UMKM. Nantinya, ratusan stand ekonomi kreatif akan memeriahkan area festival.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya menonton, tetapi juga berinteraksi langsung dengan produk lokal,” tambahnya.
Festival ini ditargetkan menjadi pendorong perputaran ekonomi rakyat. Pemda mengimbau masyarakat untuk menyambut tamu dengan keramahan dan ketertiban, guna menciptakan citra positif yang membekas di benak para wisatawan.
Meski progress masih seperempat jalan, pemerintah optimis seluruh persiapan akan rampung tepat waktu.
“Pola seperti ini lazim terjadi. Biasanya, lonjakan pekerjaan terjadi dalam tiga pekan terakhir. Panitia sudah dibentuk dua bulan lalu dan terus bekerja lintas sektor,” jelas Fahdiansyah.
Tepian Narosa sendiri dianggap telah siap menyambut festival. Selama lebih dari seabad, kawasan ini menjadi saksi adu kecepatan jalur-jalur terbaik dari berbagai penjuru Kuansing.
“Tahun ini adalah momen istimewa. Bukan hanya untuk Kuansing, tapi juga untuk Indonesia. Dunia akan melihat, bagaimana budaya sungai bisa mempersatukan dan menghidupkan ekonomi rakyat,” pungkasnya.
Dengan kerja keras, kolaborasi, dan semangat gotong royong, Kuansing bersiap menjadikan Pacu Jalur 2025 bukan sekadar lomba mendayung, melainkan panggung budaya dunia yang penuh warna.
