Sungai Kembali Bernapas, Warga Kuansing Angkat Topi untuk Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan

Tangkapan screenshot pengguna Tiktok @nonania



RIAUTODAYS, Kuansing - Air Sungai Kuantan kembali berkilau diterpa matahari sore. Riak kecil berkejaran di permukaan, memantulkan bayangan perahu kayu yang terparkir rapi di tepiannya. 

Anak-anak berlarian sambil tertawa, tak segan lagi menceburkan diri ke sungai yang dulu mereka jauhi karena keruh penuh lumpur tambang.

“Dulu, kalau mandi di sini badan bisa gatal-gatal, airnya coklat pekat. Sekarang sudah seperti dulu lagi, jernih,” kata Sarman, warga Desa Pulau Aro, sembari menepuk pundak anaknya yang baru selesai berenang.


Luka Bernama PETI

Bagi masyarakat Kuansing, sungai bukan sekadar aliran air. Ia adalah sumber hidup, jalur transportasi tradisional, sekaligus arena budaya Pacu Jalur, perlombaan perahu yang telah menjadi warisan budaya dunia dari UNESCO. 

Namun, bertahun-tahun lamanya, Sungai Kuantan tercekik oleh aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).

Mesin dompeng meraung siang-malam. Sungai yang dulunya bening berubah kecokelatan. Ikan-ikan mati, air sulit dikonsumsi, dan identitas budaya nyaris terkikis. 

“Kami seperti kehilangan separuh hidup. Sungai tak lagi jadi tempat kami bersandar,” kenang Sarman.


Tangan Dingin Sang Kapolda

Titik balik terjadi di bawah kepemimpinan Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan pada 2025. Ia memerintahkan jajarannya untuk menertibkan aktivitas PETI di Kuansing, meski diakui bukan perkara mudah.

Rangkaian operasi kepolisian dilakukan. Satu per satu mesin tambang ilegal dihentikan, pelaku ditertibkan, dan sungai dipulihkan. Hasilnya kini nyata, air Sungai Kuantan kembali jernih, kehidupan perlahan pulih.

“Ini kerja nyata yang kami rasakan langsung. Bukan sekadar janji, tapi benar-benar mengubah hidup masyarakat,” ujar Nuraini, pedagang ikan di pasar Lubuk Jambi.


Pacu Jalur Berkilau Lagi

Kejernihan sungai tahun ini membawa makna khusus. Pacu Jalur 2025 berlangsung megah tanpa bayang-bayang kerusakan lingkungan. Ribuan penonton kembali bersorak di tepian, menyaksikan jalur-jalur (perahu panjang) berlomba dengan penuh semangat.

“Kalau sungai keruh, pacu jalur itu hambar. Tapi sekarang, rasanya seperti mengulang kejayaan masa lalu,” kata seorang tokoh adat Kuansing.


Harapan Warga

Meski demikian, masyarakat menaruh pesan penting yaitu "jangan berhenti sampai di sini". PETI dikenal lihai muncul kembali setelah operasi aparat reda. Warga berharap Kapolda Riau terus menjaga konsistensi, meski gemuruh Pacu Jalur sudah usai.

“Air sungai adalah nyawa kami. Kalau sungai rusak lagi, anak-cucu kami yang akan menanggung akibatnya,” tegas Nuraini.

Kini, Sungai Kuantan kembali bernapas, dan masyarakat menyadari betapa pentingnya keberanian aparat menegakkan hukum demi lingkungan. 

Di tepian sungai yang mulai jernih itu, satu suara menggema, apresiasi untuk Irjen Pol Herry Heryawan dan kepolisian Riau.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Diskominfo PS Inhil

Sept

Diskominfo PS Inhil

Sept

Agust

Formulir Kontak