‎Setelah Bencana Banjir di Aceh dan Sumut, Jakarta Siap-siap Hadapi Banjir Besar Siklus 5 Tahunan


‎Oleh : Wibisono, SH MH

RIAUTODAYS, Opini - Pekan ini publik dihebohkan bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

Bencana ini bukan disebabkan murni bencana alam, tapi dikarenakan kebijakan lingkungan hidup terutama dalam hal tata kelola hutan yang salah.
‎Puluhan tahun hutan kita ditebang tanpa adanya upaya untuk reboisasi yang maksimal, alih fungsi lahan hutan pun jadi persoalan penting, dari hutan industri menjadi lahan kelapa sawit yang tidak dikelola dengan baik dan benar.
‎Selain itu ancaman bencana juga menghantui dibeberapa daerah seperti di Kalimantan,Jawa dan Bali. Curah hujan yang tinggi, air laut pasang dan bencana banjir akibat luapan sungai akan terus bertambah di beberapa daerah yang berpotensi terkena bencana.
‎Salah satu yang mengkhawatirkan adalah siklus 5 tahunan bencana banjir di ibukota negara DKI Jakarta, akhir tahun ini atau awal tahun depan diperkirakan akan mengalami banjir besar, siklus lima tahunan ini akan terjadi lagi, terakhir jakarta mengalami banjir besar di tahun 2020 dan awal tahun 2021 yang lalu.
‎Disamping air laut pasang di wilayah jakarta Utara, yang mengakibatkan banjir ROB, dari selatan juga ada kiriman air dari Bogor, waspada luapan sungai Ciliwung dan Pesanggrahan akan terjadi lagi di tahun ini.
‎Curah hujan yang tinggi,juga akan memperparah kondisi banjir di jakarta, prediksi saya jakarta akan lumpuh total akibat banjir besar ini.
‎Oleh karena itu, pemerintah harus segera melakukan tindakan yang kongkrit dan cepat dalam mengatasi banjir di jakarta yang terjadi setiap tahunnya.
‎Langkah pemerintah jangan hanya solusi yang bersifat tentatif atau sementara, tambal sulam, tapi harus segera dapat menentukan proyek pengendalian banjir apa yang sangat tepat untuk mengatasinya.
‎Saya sendiri sejak tahun 2013 telah mengusulkan konsep proyek pengendalian banjir, yakni terowongan terpadu multi fungsi yang dikenal dengan Jakarta Integrated Tunnel Tunnel (JIT), proyek ini sudah melalui proses kajian dan perijinan yang panjang, dari mulai ijin prinsip pemprov DKI tahun 2014,  sampai pada kajian Balitbang kementerian PUPR (2016), dan rekomendasi teknis dari kementerian PUPR (2016), serta sudah menyelesaikan Feasibility studi yang sangat komprehensif dan layak untuk di bangun.
‎Proyek ini mempunyai empat fungsi, yakni sebagai pengendali banjir akibat luapan sungai Ciliwung dan sungai Pesanggrahan, sebagai jalan tol untuk mengatasi kemacetan, sebagai long storage untuk bahan baku air minum, dan bisa menghasilkan listrik PLTMH.
‎Saya berharap di era presiden Prabowo ini, proyek JIT dapat di wujudkan, karena proyek ini tidak memakai anggaran APBN, tapi murni proyek swasta, investor pun sudah ada dari Kanada yakni SBC capital, yang rencana bekerjasama dengan EPC dari China atau dari Korea.
‎Semoga pemerintah pusat dan daerah segera menentukan kebijakan yang tepat dalam masalah banjir di ibukota Jakarta, jangan sampai terulang lagi dengan kondisi yang sama setiap tahunnya, kasian masyarakat yang terdampak.

Penulis : Pemrakarsa Proyek JIT dan Pengamat Militer

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Diskominfo PS Inhil

Nov

Formulir Kontak