Bertempat di Aula Bappeda, suasana kegiatan terasa hangat namun penuh perhatian, seiring hadirnya berbagai pihak yang peduli pada masa depan anak-anak Inhil.
Di ruangan itu, hadir Ketua TP PKK Inhil Katerina Susanti Herman, perwakilan Poltekkes Kemenkes Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sejumlah pimpinan OPD, Baznas, hingga para tenaga kesehatan.
Mereka berkumpul dengan satu tujuan, menemukan langkah terbaik untuk menurunkan angka stunting yang kini mencapai 25 persen, tertinggi di Provinsi Riau.
Di tengah forum, Bupati Herman menyampaikan pesan penting yang mencerminkan tanggung jawab besar sebagai pemimpin daerah.
“Kita harus serius memikirkan gizi-gizi anak-anak kita ini dan melakukan pencegahan stunting sedini mungkin, karena stunting dapat menghambat perkembangan anak dan mengganggu kesehatannya bahkan sampai dewasa. Penanggulangan pun tak cukup dengan teori saja harus ada tindakan nyata,” tegasnya.
Bupati juga mengingatkan bahwa Inhil bukan tanpa harapan. Sebelumnya, prevalensi stunting pernah turun hingga 18,8 persen. Capaian itu menjadi penanda bahwa kerja keras bersama mampu membawa perubahan nyata.
Ia kembali mengajak semua pihak memperkuat peran dan tanggung jawab.
“Tolong untuk Dinas dan lembaga yang berkewenangan perkuat sinergitas dan peran masing-masing, jangan saling lempar tanggungjawab. Mari sama-sama kita bekerja, untuk menanggulangi persoalan ini,” imbuhnya.
Upaya bersama itu mencakup berbagai aspek: koordinasi lintas sektor, dukungan pendanaan dari APBD, CSR, Baznas hingga Dana Desa, penguatan layanan kesehatan, edukasi gizi, hingga sanitasi dan akses air minum yang lebih baik.
Dalam suasana penuh kepedulian itu, tersirat harapan besar untuk masa depan. Keresahan Bupati Herman bukan sekadar peringatan, tetapi dorongan moral untuk memulai gerakan bersama, agar anak-anak Inhil dapat tumbuh lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan yang lebih cerah. (*/R)
