KLB DBD Ditetapkan di Indragiri Hilir: 235 Kasus, 6 Meninggal, Masyarakat Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan


RIAUTODAYS, INDRAGIRI HILIR – Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), menyusul lonjakan kasus yang mengkhawatirkan. 

Hingga 1 Juni 2025, tercatat 235 kasus DBD, dengan 6 korban meninggal dunia dan 4 pasien masih dirawat.

Kecamatan Kateman menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi yakni 64, disusul Tembilahan Hulu dengan 49 kasus. Lonjakan ini menyebar di 18 kecamatan dan menjangkau 21 wilayah kerja Puskesmas di seluruh kabupaten.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, dr. Rahmi Indrasuri, menyebutkan bahwa penetapan KLB pada 24 Maret 2025 merupakan langkah strategis untuk mempercepat penanganan dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

“Kami telah melakukan penanganan sesuai tatalaksana kasus, serta mengintensifkan kegiatan lapangan seperti penyelidikan epidemiologi dan vektor,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Mengapa Wabah Ini Terjadi?

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus ini berkembang biak pada genangan air bersih, seperti di pot bunga, bak mandi, kaleng bekas, hingga tempat penampungan air hujan.

Lonjakan kasus di Indragiri Hilir sebagian besar dipicu oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, menurut catatan Dinas Kesehatan setempat.

Langkah Pemerintah: Fogging hingga Penambahan Mesin

Sebagai bagian dari penanggulangan, Dinas Kesehatan telah:

- Melakukan pengasapan (fogging) di wilayah terdampak.
- Menabur bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk.
- Melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan Penyelidikan Vektor.
- Mengedukasi masyarakat melalui kampanye 3M Plus.

Untuk memperkuat armada fogging, Pemkab telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan 30 unit mesin fogging tambahan, melengkapi 11 unit yang telah tersedia.

Edukasi Penting: Apa Itu 3M Plus?

Masyarakat menjadi garda terdepan dalam memutus rantai penularan. Dinas Kesehatan mengingatkan agar setiap keluarga menerapkan Gerakan 3M Plus, yaitu:

1. Menguras tempat penampungan air.
2. Menutup rapat semua wadah air.
3. Mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air.

Plus-nya:
- Memelihara ikan pemakan jentik.
- Tidak menggantung pakaian di rumah.
- Menggunakan obat atau semprot nyamuk.
- Memasang kawat kasa di ventilasi dan jendela.

Waktu Nyamuk Menggigit dan Kapan Harus Waspada

Tidak seperti nyamuk malam pada umumnya, Aedes aegypti aktif menggigit di pagi hari pukul 09.00–12.00 dan sore pukul 15.00–17.00 WIB. 

Karena itu, masyarakat diimbau menggunakan lotion anti-nyamuk atau pakaian tertutup selama jam-jam tersebut, terutama anak-anak.

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, atau muncul bintik merah, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi berat hingga kematian.

Pesan Redaksi: DBD Bukan Sekadar Masalah Daerah

Kasus KLB di Indragiri Hilir menjadi pengingat bahwa DBD masih menjadi ancaman nasional, terutama di musim penghujan dan peralihan musim. 

Meski kasus kerap terjadi tahunan, korban jiwa dapat dicegah melalui kesadaran kolektif: menjaga kebersihan, waspada gejala, dan berani bertindak cepat.

Mencegah lebih baik daripada merawat. Karena nyamuk tak mengenal batas wilayah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Diskominfo PS Inhil

Juni

Diskominfo PS Inhil

Juni

Formulir Kontak