![]() |
Ket foto: Bupati Inhil, Haji Herman, saat bertemu dengan Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan, Dr Didit Herdiawan Ashaf, di Aula Kantor KKP, Rabu (07/05/2025). |
Pemaparan potensi Inhil itu disampaikan Haji Herman saat bertemu Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Dr Didit Herdiawan Ashaf, di Aula Kantor KKP.
Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Riau Abdul Wahid yang diikuti Bupati dan walikota se Riau pada Rabu (07/05/2025).
Diawal pemaparan nya, Bupati Inhil Haji Herman menjelaskan kondisi geografis wilayah pesisir Inhil yang memiliki panjang garis pantai 339,5 KM, pulau kecil 23 pulau, dan hutan mangrove sebanyak 131.541 hektare.
Menurut Haji Herman, wilayah pesisir Inhil belum semua terlaksana konservasi mangrove dengan maksimal namun sudah ada pengembang biakan kepiting bakau yang menjadi komoditi para nelayan.
"Terlepas dari itu semua kami akan terus berupaya melakukan konservasi mangrove, menjaga keseimbangan alam yang mengangkat nilai nilai aneka ragam hayati," kata Haji Herman.
Diungkapkan Haji Herman, permasalahan abrasi yang sering terjadi di daerah pesisir Inhil merupakan hal yang perlu di khawatirkan, karena sering terjadi abrasi mengakibatkan kebun kelapa masyarakat tenggelam.
"Disamping itu budidaya ikan air tawar, kerambah, kepiting dan udang juga Inhil miliki dan potensinya sangat besar untuk terus digali pengembangannya," terangnya.
Sebagian besar masyarakat nelayan di Inhil masih menggunakan peralatan tradisional untuk alat tangkap ikan.
"Di hadapan pak wamen kami minta agar Inhil diberi pengadaan KCI (Kalium Klorida) Material Perubahan Fase pada pendingin ikan dan untuk lahan yang terhubung ke laut sudah kami miliki dan siap untuk memfasilitasi," tutupnya. (*/)