Soal Rencana Pembangunan Gedung Baru DPRD Kota Batu Rp 70 Miliar Tuai Sorotan dari Pokja, kini DKKB Angkat Suara, Bakal Demo?

Ketua DKKB, Sunarto saat tengah diwawancarai awak media di kediamannya. (Y)

RIAUTODAYS, Kota Batu – Soal adanya rencana untuk pembangunan gedung baru DPRD Kota Batu dengan skema multi years senilai sekitar Rp 70 miliar, yang masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2026 memicu  polemik di mata warga masyarakat rakyat Kota Batu.

Mereka menilai dan beranggapan, rencana pembangunan gedung baru DPRD Kota Batu dirasa pada saat ini kurang perlu dan tepat.

Pasalnya, dengan keberadaan gedung DPRD Kota Batu yang saat ini kondisinya masih tergolong bagus, kontruksi bangunannya juga kokoh dan masih sangat layak sekali untuk ditempati. 

Berangkat dari polemik tersebut, tidak hanya Kelompok Kerja (Pokja) Peningkatan Status Kota Batu saja yang menolak, namun juga para pelaku seni dan budaya di Kota Batu yang juga menyuarakan penolakan. 

Seperti halnya yang disampaikan oleh Ketua Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), Sunarto, yang juga menyebut bahwa gedung DPRD Kota Batu yang ada saat ini masih tergolong sangat layak untuk ditempati.

Sebab, menurutnya, rencana pembangunan baru gedung DPRD Kota Batu yang dimaksud itu justru berpotensi menjadi pemborosan APBD.

 "Ya, karena kalau kita melihat kondisi keberadaan gedung DPRD Kota Batu yang ada saat ini masih layak sekali untuk ditempati. Kalaupun ada pembenahan, atau revitalisasi dan renovasi sebenarnya penggunaannya pun tidak membutuhkan dana anggaran yang terlalu banyak, justru keberadaan Gedung Kesenian, Batu Aji yang perlu sekali untuk mendapatkan perhatian serius," ungkapnya kepada awak media, pada Jumat (19/9/2025). 

Pelaku kesenian Reog Kota Batu ini memberikan contoh, bahwa disisi lain ditemukan beberapa aset budaya di Kota Batu yang saat ini justru terbengkalai dan butuh perhatian serius dari Pemerintah Kota Batu.

"Contohnya seperti yang kita ketahui bersama, itu ada Gedung Kesenian Batu Aji, GOR Ganesha, Batu Tourism Center (BTC), dan Gedung Amongkarya. Kalau DPRD Kota Batu masih saja ngotot membangun gedung baru padahal masih layak ditempati, maka itu sangat menyakitkan hati kami sebagai warga masyarakat rakyat dan pelaku seni Kota Batu. Karena, Gedung Kesenian Batu Aji itu sudah lama sekali kami perjuangkan, agar direhabilitasi karena menjadi satu-satunya laboratorium seni yang ada di Kota Batu,” tegas Sunarto. 

Gedung Kesenian Batu Aji, lanjut Sunarto, yang dibangun pada 2011, kini berusia 14 tahun tanpa adanya rehabilitasi. Justru pelaku seni seperti dirinya yang rela patungan bersama anggota lainnya untuk melakukan perawatan.

"Dulu kami sampai pernah menggalang coin demi untuk membeli cat, dan kebutuhan lainnya dan ternyata hasilnya yang terkumpul jauh dari kata cukup, tapi kami bersyukur dengan dana seadanya itu kami melakukan perawatan. Bahkan, dengan kondisi bangunan yang sekarang sangat amat memprihatinkan, hingga ada yang mengira seperti wahana wisata “rumah hantu” saat dilewati wisatawan. Kalau tidak segera direnovasi, lebih baik diganti dengan gedung baru yang representatif yang layak, dan yang terpenting adanya perhatian khusus terhadap Gedung Kesenian Batu Aji sebagai laboratorium seni," paparnya.

Pihaknya menilai, dengan anggaran yang ditaksir mencapai Rp 70 miliar itu seharusnya dialihkan ke sektor produktif yang berdampak langsung kepada masyarakat, seperti UMKM, ekonomi kreatif, hingga wisata budaya demi untuk perkembangan Kota Batu, agar lebih dikenal luas oleh wisatawan baik di kancah nasional maupun internasional.

"Dana dari APBD 2024 itu tergolong besar mencapai Rp 70 miliar, jika itu dikelola dengan baik untuk UMKM atau wisata budaya, dan juga kesejahteraan untuk warga masyarakat Kota Batu, maka hasilnya akan jauh lebih luas dan otomatis dapat dirasakan oleh rakyat seperti kami ini. Jika saja itu dilakukan, maka dampaknya sangat luar biasa sekali, artinya peningkatan perekonomian di Kota Batu pastinya terdongkrak naik, karena Kota Batu ini tidak hanya menjual wisata buatan saja, namun akan tetapi juga wisata alam dan budaya yang luar biasa. Sayang sekali kalau potensi ini tidak digarap," ujarnya dengan optimis.

Dirinya lebih lanjut mempertegas, bahwa rencana pembangunan gedung baru DPRD Kota Batu ini juga bertentangan dengan semangat efisiensi anggaran nasional yang di gaungkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

"Karena itu masih banyak kebutuhan dasar pokok bagi warga masyarakat Kota Batu yang lebih mendesak, seperti penerangan jalan umum (PJU), drainase atau gorong-gorong hingga infrastruktur jalan tembus antar-desa, permasalahan sampah, pendidikan, kesehatan dan penanganan kemiskinan hingga pengangguran. Sebenarnya kalau kita semua sama-sama jujur dan tahu sama tahu, bahwasanya itu yang menjadi prioritas yang utama. Coba kita lihat kondisi pasar, jalan tembus antar-desa yang gelap karena PJU minim, sampai kasus kriminal di Sumberbrantas. Itu semua juga membutuhkan anggaran. Kalau malah digunakan untuk membangun gedung baru DPRD yang fungsinya hanya untuk rapat, duduk, sambil minum kopi, dan terlihat elegan tanpa adanya kerja nyata dari anggota DPRD maka tentunya kami sebagai rakyat ini yang sangat kecewa sekali, karena melukai hati rakyat, belum lagi ditambah kesenjangan sosial dan ketimpangan antara wakil rakyat dengan rakyatnya sungguh jauh berbeda, bagaikan bumi dan langit," urainya.


Tidak Demo hanya Berkirim Surat

Alumni Sekolah Demokrasi ini juga mempertanyakan, apa urgensinya? bukankah kepentingan rakyat diatas dari kepentingan segalanya, maka oleh sebab itu, pihaknya tidak akan melakukan aksi protes melalui demo.

"Karena kami sayang Batu, kami cinta Batu, karena Batu kota kelahiran kami, maka kami tidak akan demo hanya saja dalam waktu dekat segera bersurat kepada eksekutif dan legislatif, serta pihak-pihak lain untuk mengkaji ulang rencana pembangunan gedung baru DPRD tersebut," pungkas Sunarto. (*/R)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Diskominfo PS Inhil

Agust

Diskominfo PS Inhil

Agust

Agust

Formulir Kontak